papabaha.web.id, 8 Agustus 2023 – Dalam panggung sepak bola internasional, terdapat tokoh-tokoh yang melampaui batas konvensional dan menciptakan legacy yang abadi. Salah satunya adalah Edgar Davids, gelandang tangguh asal Belanda yang dengan sepak bola berkarakteristiknya telah menorehkan nama besar dalam sejarah olahraga.
Julukan “Pitbull” menggambarkan dengan tepat semangat bertarung dan intensitas yang Davids bawa dalam setiap pertandingan, menjadikannya sosok yang tak terlupakan.
Karier Awal yang Berkilau
Perjalanan karier Edgar Davids dimulai dari masa-masa awal yang dipenuhi dengan cahaya gemilang. Ia lahir pada 13 Maret 1973, di Paramaribo, Suriname, sebelum akhirnya bermigrasi ke Belanda.
Bakat sepak bolanya yang alami membawanya bergabung dengan akademi terkenal Ajax Amsterdam. Dengan semangat juang dan dedikasi yang luar biasa, Davids dengan cepat menunjukkan kemampuan luar biasanya di lapangan hijau dan meraih tempat di tim utama Ajax, menandai awal perjalanan kariernya yang menjanjikan.
Julukan “Pitbull”
Edgar Davids tidak hanya mengandalkan kemampuan otot untuk menjadi pemain sepak bola top. Ia juga bermain dengan akal. Ia memiliki visi bermain yang bagus dan menguasai teknik mengolah bola dengan ciamik.
Tidak mengherankan bahwa Edgar Davids pernah dijuluki ‘The Mayor of the Street’ atau Walikota Jalanan. Ia memiliki kemampuan untuk memberikan umpan jauh yang akurat dan mengatur ritme permainan tim.
Namun, julukan yang benar-benar melekat pada Edgar Davids adalah The Pitbull. Julukan ini mengacu pada jenis anjing yang berasal dari persilangan bulldog dan terrier.
Pitbull terkenal karena memiliki kekuatan fisik yang hebat dan tingkat kecerdasan yang tinggi.
Julukan The Pitbull diberikan oleh Louis van Gaal karena gaya bermain khas Edgar Davids. “Van Gaal memberi saya julukan Pitbull di Ajax. Dia mengatakan bahwa di lini pertahanan, saya selalu berada di depan,” ungkap Davids.
Karir Edgar Davids
Karir Davids dimulai saat ia bergabung dengan akademi sepak bola Ajax Amsterdam. Bakat alaminya segera terlihat dan ia naik pangkat ke tim utama, memberikan kontribusi yang luar biasa dalam kesuksesan klub.
Davids bermain sebagai gelandang tengah yang tangguh dan kreatif, memiliki kemampuan untuk merancang serangan dan membantu pertahanan timnya.
Puncak kariernya di klub datang saat Davids menjadi bagian tak terpisahkan dari skuad Ajax yang memenangkan Liga Champions UEFA pada tahun 1995.
Kesuksesan ini membuktikan potensi luar biasa Davids dan memberinya pengakuan global sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia.
Tidak hanya di level klub, Davids juga memberikan kontribusi besar bagi timnas Belanda. Gaya permainannya yang berani dan serba bisa membuatnya menjadi salah satu pemain inti dalam berbagai turnamen besar, termasuk Piala Dunia FIFA dan Kejuaraan Eropa UEFA.
Keberanian dan semangat juangnya menjadikan Davids pemimpin dalam timnas, menginspirasi rekan-rekan setimnya dan penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Karir klub Davids terus berkembang dengan kepindahannya ke berbagai tim elite Eropa, termasuk AC Milan, Juventus, Barcelona, dan Tottenham Hotspur.
Di setiap klub, ia tidak hanya memberikan kontribusi di lapangan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi rekan-rekan setimnya dengan semangatnya yang tak kenal lelah.
Penghormatan dan pengakuan pun mengalir kepada Davids dalam berbagai bentuk. Julukan “Pitbull” melekat padanya berkat semangat bertarung dan intensitasnya dalam permainan. Kepiawaian mengendalikan bola, mengatur serangan, dan merebut bola menjadikan Davids figur tak tergantikan dalam strategi tim.
Goggle Man
Edgar Davids dikenal sebagai mantan pemain sepak bola Belanda yang memiliki ciri khas dengan selalu mengenakan kacamata hitam di lapangan.
Kacamata hitam tersebut bukan hanya sekadar aksesori gaya, tetapi juga menjadi bagian dari identitasnya sebagai pemain sepak bola.
Penggunaan kacamata hitam oleh Davids bermula karena masalah kesehatan. Ia menderita glaukoma, suatu kondisi mata yang dapat merusak saraf optik dan mengakibatkan kehilangan penglihatan secara perlahan.
Kacamata hitam yang dikenakannya bukan hanya untuk gaya, tetapi juga berfungsi sebagai perlindungan mata dari cahaya terang yang dapat memperburuk kondisinya.
Namun, keputusan Davids untuk terus mengenakan kacamata hitam di lapangan tidak hanya berdasarkan aspek kesehatan semata. Ia berhasil menjadikan kacamata hitam tersebut sebagai bagian dari citra dan gaya bermainnya.
Selain kemampuannya yang luar biasa di lapangan, kacamata hitam tersebut ikut membantu menciptakan image kuat dan mengesankan, sehingga ia diakui oleh penggemar sepak bola di seluruh dunia.
Baca juga: No Boundaries! Menjelajahi 5 Cabang Olahraga Ekstrem